Pages

Senin, 16 Juni 2014

EMOSI DAN TINGKAH LAKU REMAJA


1.     Emosi
a)   Pengertian Emosi
*   Menurut Hathersall, emosi itu suatu situasi psikologis yang pengalaman subjektifnya yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.
*   Menurut James & Lange , bahwa emosi timbul karena adanya pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
* menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
*   Jadi, emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
b)  Pengelompokkan Emosi
Berasarkan sebab dan reaksi yang ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1.   Emosi yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan dan tempat dimana individu itu berada.
2.   Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan sebagainya. Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor kesehatan.
3.   Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor hubungan dengan orang lain.

Menurut (Chaliplin,1989:163) perasaan sebagai pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh perang sang eksternal maupun bermacam- macam keadaan jasmani. (Max Scheber,1990:79) membagi perasaan menjadi empat kelompok,yaitu:
    1. Perasaan Pengindraan, yaitu yang berhubungan dengan pengindraan, misalnya rasa panas, dingin, dll.
    2. Perasaan Vital, yaitu yang dialami seseorang yang berhubungan keadaan tubuh, misalnya rasa lelah, lesu, segar, dll.
    3. Perasaan Psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan- perubahan psikis, misalnya rasa senang, sedih, dll.
    4. Perasaan Pribadi, yaitu perasan yang dialami seseorang secara pribadi, misalnya terasing, suka, tidak suka.
2.      Hubungan antara Emosi dan Tingkah Laku
Teori yang membahas mengenai hubungan antara emosi dan gejala- gejalanya kejasmanian termasuk di dalam tingkah lakunya.
a.       Teori Sentral
Bedasarkan teori yang dikemukakan oleh W.B. Cannon gejala kejasmanian timbul akibat dari emosi yang dialami oleh individu. Sehingga, individu mengalami emosi lebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan- perubahan dalam jasmaninya.
b.      Teori Peripheral
Teori ini dikenal dengan teori James-Lange karena W. James dan C. Lange dalam waktu yang hamper bersamaan menemukan teori tentang emosi yang mirip. Mereka berpendapat bahwa perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi disebabkan oleh karena adanya perubahan fisiologis. perubahan  fisiologi ini menyebabkan perubahan psikologis yang disebut emosi. Menurut teori ini orang susah karena menangis, orang senang karena tertawa, bukan tertawa karena senang.
c.       Teori Kepribadian
Menurut trori ini bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, dimana pribadi ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan jasmani.

d.      Teori Kedaruratan Emosi
Teori ini dikenal dengan teori Cannon-Bard karena teori W.B.Cannon diperkuat oleh P.Bard.teori ini menyatakan bahwa emosi merupakan reaksi yang diberikan oleh organism dalam situasi emergensi atau darurat (Bimo,1910:137, Singgih, 1992:131-135).
            Perbuatan atau tingkah laku seseorang merupakan akibat dari emosi yang dialami orang tersebut. Emosi dapat berfungsi sebagai motif yang memotivasi atau menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu berbuat atau bertingkahlaku. Tingkah laku yang ditimbulkan oleh emosi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.

3.      Karakterisitik Perkembangan Emosi Remaja
Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan psikologis. Oleh Hurlock (2002) dalam rahmat  , disebut sebagai periode heightened emotionality, yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih intens dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat termanifestasikan dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi berkobar-kobar atau mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas, membentuk mekanisme pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung terus-menerus selama masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi yang tinggi akan mulai mereda atau menuju kondisi yang stabil. Emosi yang tinggi pada masa remaja sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, tetapi perlu mendapat penyaluran atau penanganan yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan.
Menurut Biehler (1972) dalam http://shizukaumrilockhart.blogspot.com, membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1.      Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun
·      Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
·      Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
·      Kemarahan biasa terjadi
·      Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
·      Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2.      Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
·      “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa
·      Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
·      Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka
Luella Cole  dalam http://shizukaumrilockhart.blogspot.com mengemukakan tiga jenis emosi, yaitu :
1.      Emosi marah
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan remaja . penyebab timbulnya emosi marah pada diri remaja ialah apabila mereka direndahkan, dipermalukan, dihina dan lainnya. Remaja yang sudah cukup matang menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih memilih mengerutu, mencaci atau dalam bentuk ungkapan verbal lainnya.
2.      Emosi takut
Jenis emosi lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Menjelang seorang anak mencapai remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya.  Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari persoalan kehidupan. Ketakutan tersebut banyak menyangkut dengan ujian yang akan diikuti seperti rendahnya prestasi, sakit, kesepian dan lain-lain. Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari rasa takut adalah keberanian menghadapi rasa takut tersebut.
3.      Emosi cinta / kasih sayang
Jenis emosi ketiga yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi cinta/kasih sayang, emosi ini telah ada sejak bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Faktor ini penting dalam kehidupan remaja adalah untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. Walaupun remaja bergerak ke dunia pergaulan yang lebih luas, dalam dirinya masih terdapat sifat kekanak-kanakanya. Remaja membutuhkan kasih sayang di rumah yang sama banyaknya dengan apa yang mereka alami pada tahun-tahun sebelumnya. Karena alasan inilah sikap menentang mereka, menyalahkan mereka secara langsung, mengolok-olok mereka pada waktu pertama kali karena mencukur kumisnya, adanya perhatian terhadap lawan jenisnya, merupakan tindakan yang kurang bijaksana.
4.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
ü  Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi prikis remaja. Tidak setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya menguntungkan. Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya. Hal ini menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
ü  Keadaan anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada diri anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan berdampak lebih jauh pada kepribadian anak.
ü  Perubahan dalam hubungan dengan Orang Tua
ü  Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
ü  Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
ü  Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru.
1)   Perubahan yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
2)   Adanya harapan sosial untuk perilaku yang lebih matang.
3)   Aspirasi yang tidak realistis.
ü  Faktor belajar
a.       Belajar dengan coba-coba
b.      Belajar dengan meniru
c.       Belajar dengan mempersamakan diri
d.      Belajar melalui pengondisian
e.       Belajar dengan bimbingan dan pengawasan.
ü  Lingkungan keluarga
5.      Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja individu. Kepribadian, lingkungan, pengalaman, kebudayaan, pendidikan, pendidikan, merupakan variabel yang sangat berperan dalam perkembangan emosi individu.
Perbedaan Perkembangan emosi individu dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan individu yang bersangkutan, antara lain yaitu:
a. Kondisi dasar individu
Berkaitan dengan struktur pribadi individu. Misalnya, ada yang mudah marah, ada juga yang susah marah.
b. Kondisi psikis individu pada suatu waktu
Misalnya, saat sedang kalut, seseorang mudah tersinggungdibanding dalam keadaan normal.
c. Kondisi jasmani individu
Pada saat sedang sakit biasanya lebih mudah perasa atau lebih mudah marah.
6.      Implementasi Perkembangan Emosi dalam Pendidikan
Emosi yang ada dalam diri remaja ada emosi positif dan emosi negatif. Kedua emosi itu berkembang dalam diri remaja . Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif dan emosi positif perlu dikembangkan. Beberapa cara untuk meredam emosi negatif itu adalah :
a.       Berpikir positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
b.      Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan diri sendiri.
c.       Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
d.      Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.
Peran orang tua, sekolah dan masyarakat sangat diharapkan dalam rangka membantu para remaja untuk mengontrol dan mengelola emosinya kepada penyaluran yang positif.

v  Orang Tua
Orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian dan kasih sayang, meningkatkan komunikasi dua arah, siap menerima keluhan dan mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dialami remaja akan memberikan suasana yang sejuk bagi remaja.
Tidak memeberikan tuntutan yang berlebihan dan mnghindari larangan yang tidak terlalu penting serta memberikan pengawasan dan pengarahan secukupnya merupakan hal yang menyenangkan bagi remaja.
Penegakan disiplin dilakukan dengan bijaksana. Penerapan disiplin yang mendidik disertai dengan suatu pengertian terhadap makna displin tersebut merupakan pilihan yang baik.
v  Sekolah
tempat dimana remaja menghabiskan sebagian waktunya juga diharapkan dapat menyediakan tempat untuk mentransfer ilmu pengetahuan, sekolah diharapakan mampu menjadi tempat menyenangkan bagi remaja dengan menyediakan fasilitas yang bersifat rekreatif dan positif, sehingga remaja dapat menyalurkan aktifitasnya. Demikan juga pembuatan peraturan-peraturan dan penegakan disiplin di sekolah diharapkan dapat dilakukan dengan bijaksana sehingga mendapat tanggapan yang positif dari peserta didiknya.
Guru diharapkan dapat menjadi orang tua kedua di sekolah. Di samping memberikan ilmu pengetahuan juga memberikan teladan yang baik. Membina hubungan yang baik dengan peserta didik, sabar, pengertian, siap membantu peserta didik yang mengalami kesulitan tau permasalahan, tidak arogan, tidak sewenang-wenang merupakan sikap yang didambakan oleh peserta didik untuk melakukan tugas dan kewajibannya dalam rangka mencapai prestasi yang tinggi.
v  Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat menjadi wahana yang baik bagi perkembangan emosi remaja. Menyediakan fasilitas untuk penyaluran emosi remaja secara positif dan memberi contoh yang baik atau memberikan norma-norma dalam mengontrol dan mengelola emosi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar