1.
Emosi
a)
Pengertian
Emosi




b) Pengelompokkan Emosi
Berasarkan sebab dan reaksi yang
ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1.
Emosi yang berkaitan dengan perasaan
(syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan
sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor
fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan dan tempat dimana individu
itu berada.
2. Emosi yang
berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan sebagainya.
Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor kesehatan.
3.
Emosi yang berkaitan dengan kondisi
psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya. Munculnya
emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor hubungan dengan orang
lain.
Menurut
(Chaliplin,1989:163) perasaan sebagai pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh
perang sang eksternal maupun bermacam- macam keadaan jasmani. (Max
Scheber,1990:79) membagi perasaan menjadi empat kelompok,yaitu:
- Perasaan
Pengindraan, yaitu yang berhubungan dengan pengindraan, misalnya rasa
panas, dingin, dll.
- Perasaan
Vital, yaitu yang dialami seseorang yang berhubungan keadaan tubuh,
misalnya rasa lelah, lesu, segar, dll.
- Perasaan
Psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan- perubahan psikis,
misalnya rasa senang, sedih, dll.
- Perasaan
Pribadi, yaitu perasan yang dialami seseorang secara pribadi, misalnya terasing,
suka, tidak suka.
2.
Hubungan antara
Emosi dan Tingkah Laku
Teori yang membahas mengenai hubungan
antara emosi dan gejala- gejalanya kejasmanian termasuk di dalam tingkah lakunya.
a. Teori Sentral
Bedasarkan teori yang dikemukakan oleh W.B. Cannon gejala kejasmanian
timbul akibat dari emosi yang dialami oleh individu. Sehingga, individu mengalami
emosi lebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan- perubahan dalam jasmaninya.
b. Teori Peripheral
Teori ini dikenal dengan teori James-Lange karena W. James
dan C. Lange dalam waktu yang hamper bersamaan menemukan teori tentang emosi
yang mirip. Mereka berpendapat bahwa perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi
disebabkan oleh karena adanya perubahan fisiologis. perubahan fisiologi
ini menyebabkan perubahan psikologis yang disebut emosi. Menurut teori ini
orang susah karena menangis, orang senang karena tertawa, bukan tertawa karena senang.
c. Teori Kepribadian
Menurut trori
ini bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, dimana pribadi ini tidak
dapat dipisah-pisahkan. Maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan jasmani.
d. Teori Kedaruratan Emosi
Teori ini dikenal dengan teori Cannon-Bard karena teori W.B.Cannon
diperkuat oleh P.Bard.teori ini menyatakan bahwa emosi merupakan reaksi yang
diberikan oleh organism dalam situasi emergensi atau darurat (Bimo,1910:137,
Singgih, 1992:131-135).
Perbuatan atau
tingkah laku seseorang merupakan akibat dari emosi yang dialami orang tersebut.
Emosi dapat berfungsi sebagai motif
yang memotivasi atau menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu berbuat
atau bertingkahlaku. Tingkah laku yang ditimbulkan oleh emosi tersebut dapat bersifat
positif maupun negatif.
3. Karakterisitik
Perkembangan Emosi Remaja
Perubahan-perubahan fisik yang
dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan psikologis. Oleh Hurlock (2002)
dalam rahmat , disebut sebagai periode heightened
emotionality, yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih intens
dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat termanifestasikan
dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi berkobar-kobar atau
mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas, membentuk mekanisme
pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung terus-menerus selama
masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi yang tinggi akan mulai mereda
atau menuju kondisi yang stabil. Emosi yang tinggi pada masa remaja sebaiknya
tidak dibiarkan begitu saja, tetapi perlu mendapat penyaluran atau penanganan
yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan.
Menurut Biehler (1972) dalam
http://shizukaumrilockhart.blogspot.com, membagi ciri-ciri emosional remaja
menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1. Ciri-ciri
emosional usia 12-15 tahun
·
Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
·
Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
·
Kemarahan biasa terjadi
·
Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
·
Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2. Ciri-ciri
emosional remaja usia 15-18 tahun
·
“Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal
dari masa kanak-kanak menuju dewasa
·
Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
·
Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka
Luella Cole dalam
http://shizukaumrilockhart.blogspot.com mengemukakan tiga jenis emosi, yaitu :
1. Emosi marah
Emosi marah lebih mudah timbul
apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan remaja . penyebab
timbulnya emosi marah pada diri remaja ialah apabila mereka direndahkan,
dipermalukan, dihina dan lainnya. Remaja yang sudah cukup matang menunjukkan
rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih memilih mengerutu, mencaci
atau dalam bentuk ungkapan verbal lainnya.
2. Emosi takut
Jenis emosi lain yang sering
muncul pada diri remaja adalah emosi takut. Menjelang seorang anak mencapai
remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pasang
surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya anak-anak
dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul
dari persoalan kehidupan. Ketakutan tersebut banyak menyangkut dengan ujian
yang akan diikuti seperti rendahnya prestasi, sakit, kesepian dan lain-lain.
Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari rasa takut adalah keberanian
menghadapi rasa takut tersebut.
3. Emosi cinta /
kasih sayang
Jenis emosi ketiga yang sering
muncul pada diri remaja adalah emosi cinta/kasih sayang, emosi ini telah ada
sejak bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Faktor ini penting dalam
kehidupan remaja adalah untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan
cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan
kemampuan untuk memberinya. Walaupun remaja bergerak ke dunia pergaulan yang
lebih luas, dalam dirinya masih terdapat sifat kekanak-kanakanya. Remaja
membutuhkan kasih sayang di rumah yang sama banyaknya dengan apa yang mereka
alami pada tahun-tahun sebelumnya. Karena alasan inilah sikap menentang mereka,
menyalahkan mereka secara langsung, mengolok-olok mereka pada waktu pertama
kali karena mencukur kumisnya, adanya perhatian terhadap lawan jenisnya,
merupakan tindakan yang kurang bijaksana.
4. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
ü Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau
pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh
menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi prikis
remaja. Tidak setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak
semuanya menguntungkan. Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya.
Hal ini menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali
menimbulkan masalah dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan
emosinya.
ü Keadaan anak
Keadaan
individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada diri anak akan
sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan berdampak lebih jauh
pada kepribadian anak.
ü Perubahan dalam hubungan dengan Orang Tua
ü Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
ü Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
ü Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru.
1) Perubahan yang radikal
menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
2) Adanya harapan sosial untuk
perilaku yang lebih matang.
3) Aspirasi yang tidak realistis.
ü Faktor belajar
a. Belajar dengan
coba-coba
b. Belajar dengan
meniru
c. Belajar dengan mempersamakan
diri
d. Belajar melalui
pengondisian
e. Belajar dengan
bimbingan dan pengawasan.
ü Lingkungan
keluarga
5. Perbedaan
Individual dalam Perkembangan Emosi
Banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi remaja individu. Kepribadian, lingkungan, pengalaman,
kebudayaan, pendidikan, pendidikan, merupakan variabel yang sangat berperan
dalam perkembangan emosi individu.
Perbedaan Perkembangan emosi individu dapat
dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan individu yang
bersangkutan, antara lain yaitu:
a. Kondisi dasar
individu
Berkaitan dengan struktur pribadi
individu. Misalnya, ada yang mudah marah, ada juga yang susah marah.
b. Kondisi psikis
individu pada suatu waktu
Misalnya, saat
sedang kalut, seseorang mudah tersinggungdibanding dalam keadaan normal.
c. Kondisi jasmani
individu
Pada saat sedang sakit biasanya
lebih mudah perasa atau lebih mudah marah.
6. Implementasi
Perkembangan Emosi dalam Pendidikan
Emosi yang ada
dalam diri remaja ada emosi positif dan emosi negatif. Kedua emosi itu berkembang
dalam diri remaja . Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak
menimbulkan efek negatif dan emosi positif perlu dikembangkan. Beberapa cara
untuk meredam emosi negatif itu adalah :
a. Berpikir
positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi
positifnya.
b.
Mencoba belajar
memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan
tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan diri sendiri.
c. Mencoba
menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang
dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
d. Introspeksi dan
mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka
dapat merasakannya.
Peran orang tua, sekolah
dan masyarakat sangat diharapkan dalam rangka membantu para remaja untuk
mengontrol dan mengelola emosinya kepada penyaluran yang positif.
v Orang Tua
Orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian
dan kasih sayang, meningkatkan komunikasi dua arah, siap menerima keluhan dan
mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dialami remaja akan
memberikan suasana yang sejuk bagi remaja.
Tidak memeberikan tuntutan yang berlebihan dan
mnghindari larangan yang tidak terlalu penting serta memberikan pengawasan dan
pengarahan secukupnya merupakan hal yang menyenangkan bagi remaja.
Penegakan disiplin dilakukan dengan bijaksana.
Penerapan disiplin yang mendidik disertai dengan suatu pengertian terhadap
makna displin tersebut merupakan pilihan yang baik.
v Sekolah
tempat dimana remaja menghabiskan sebagian
waktunya juga diharapkan dapat menyediakan tempat untuk mentransfer ilmu pengetahuan,
sekolah diharapakan mampu menjadi tempat menyenangkan bagi remaja dengan
menyediakan fasilitas yang bersifat rekreatif dan positif, sehingga remaja
dapat menyalurkan aktifitasnya. Demikan juga pembuatan peraturan-peraturan dan
penegakan disiplin di sekolah diharapkan dapat dilakukan dengan bijaksana
sehingga mendapat tanggapan yang positif dari peserta didiknya.
Guru diharapkan dapat menjadi orang tua kedua di sekolah.
Di samping memberikan ilmu pengetahuan juga memberikan teladan yang baik.
Membina hubungan yang baik dengan peserta didik, sabar, pengertian, siap
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan tau permasalahan, tidak arogan,
tidak sewenang-wenang merupakan sikap yang didambakan oleh peserta didik untuk
melakukan tugas dan kewajibannya dalam rangka mencapai prestasi yang tinggi.
v Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat menjadi wahana yang
baik bagi perkembangan emosi remaja. Menyediakan fasilitas untuk penyaluran
emosi remaja secara positif dan memberi contoh yang baik atau memberikan
norma-norma dalam mengontrol dan mengelola emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar